MENGATASI SAMPAH PLASTIK SEBAGAI
MASALAH YANG TAK PERNAH PUNAH
Di
dunia dan khususnya di Indonesia, permasalahan mengenai limbah sampah plastik
memang salah satu masalah yang masih sangat susah untuk diselesaikan. Bagaimana
tidak, sejak bangun di pagi hari dari tidurnya orang-orang di dunia sudah mulai
menggunakan plastik.
Minum air di pagi hari dengan gelas plastik, menyikat gigi dengan sikat gigi berbahan plastik, sarapan dengan piring, garpu, serta sendok yang berbahan plastik, berbelanja ke pasar menggunakan kantung plastik untuk membawa barang belanjaan berupa makanan ataupun minuman yang pembungkusnya juga terbuat dari plastik. Seakan plastik adalah benda yang harus ada didalam kehidupan kita setiap harinya. Tak mengherankan apabila menurut riset yang diadakan oleh Worldwatch Institute diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang. Padahal pengunaan benda-benda yang berupa plastik tadi tidak lebih dari 10-15 menit dalam kehidupan sehari-hari namun, membutuhkan waktu sekitar 500-1000 tahun untuk dapat diuraikan secara alami. Dengan melihat data tersebut dapat dibayangkan berapa banyak limbah sampah plastik yang akan dihasilkan darinya, belum lagi dari benda-benda lain yang juga berbahan dasar plastik. Ini menimbulkan potensi kerusakan lingkungan, ketidakstabilan ekosistem dan terkontaminasinya mahkluk hidup lainnya di akibatkan oleh sampah plastik tadi. Masalah sampah plastik ini disebabkan oleh penggunaan benda-benda yang terbuat dari plastik secara tidak efisien serta kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya mengenai plastik dan cenderung melihat plastik sebagai benda yang murah dan mudah digunakan tanpa melihat efek jangka panjang yang dapat ditimbulkan olehnya. Itu merupakan masalah mendasar mengapa masalah penggunaan plastik sangat sulit untuk diatasi.
Minum air di pagi hari dengan gelas plastik, menyikat gigi dengan sikat gigi berbahan plastik, sarapan dengan piring, garpu, serta sendok yang berbahan plastik, berbelanja ke pasar menggunakan kantung plastik untuk membawa barang belanjaan berupa makanan ataupun minuman yang pembungkusnya juga terbuat dari plastik. Seakan plastik adalah benda yang harus ada didalam kehidupan kita setiap harinya. Tak mengherankan apabila menurut riset yang diadakan oleh Worldwatch Institute diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang. Padahal pengunaan benda-benda yang berupa plastik tadi tidak lebih dari 10-15 menit dalam kehidupan sehari-hari namun, membutuhkan waktu sekitar 500-1000 tahun untuk dapat diuraikan secara alami. Dengan melihat data tersebut dapat dibayangkan berapa banyak limbah sampah plastik yang akan dihasilkan darinya, belum lagi dari benda-benda lain yang juga berbahan dasar plastik. Ini menimbulkan potensi kerusakan lingkungan, ketidakstabilan ekosistem dan terkontaminasinya mahkluk hidup lainnya di akibatkan oleh sampah plastik tadi. Masalah sampah plastik ini disebabkan oleh penggunaan benda-benda yang terbuat dari plastik secara tidak efisien serta kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya mengenai plastik dan cenderung melihat plastik sebagai benda yang murah dan mudah digunakan tanpa melihat efek jangka panjang yang dapat ditimbulkan olehnya. Itu merupakan masalah mendasar mengapa masalah penggunaan plastik sangat sulit untuk diatasi.
Plastik merupakan salah satu
penemuan manusia yang tersukses yang pernah dibuat. Plastik adalah senyawa
polimer yang terbentuk dari polimerasi molekul-molekul kecil ( monomer )
hidrokarbon yang membentuk rantai yang panjang dengan struktur yang kaku.
Inilah yang membuat kenapa plastik menjadi salah satu bahan yang cukup kuat,
anti air, tidak mudah rusak bahkan hingga membuat plastik menjadi teramat sulit
untuk terurai secara sempurna di alam. Plastik untuk pertama kalinya ditemukan oleh Alexander
Parkes pada tahun 1862 di sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris.
Plastik temuan Parkes disebut parkesine. Plastik tersebut dibuat dari bahan
organik dari selulosa. Sejak saat itu perkembangan plastik sangat pesat dan
terus mengalami perubahan dari segi bentuk, kegunaan dan bahan pembuatannya.
Dari
waktu kewaktu penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari terus mengalami
kenaikan yang tidak sedikit. Kenaikan ini disebabkan oleh sifat plastik yang
unggul dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Seperti pisau bermata dua,
keunggulan plastik juga diiringi oleh kelemahannya yang sejak lama sudah banyak
diperbincangkan oleh masyarakat. Kelemahan yang pertama adalah zat-zat yang
terkandung didalam plastik dapat terurai apabila terkena panas dan dapat mengontaminasi
benda lain sehingga bersifat karsinogenik pada tubuh manusia apabila tertelan.
Contohnya dapat kita lihat pada kehidupan sehari-hari kita bahwa banyak sekali
makanan yang dibungkus oleh pembungkus berbahan dasar plastik dalam kondisi
masih panas dan juga berminyak. Kondisi tersebut menambah resiko adanya
kontaminasi dari zat-zat karsinogenik didalam plastik. Kelamahan plastik yang
kedua adalah berupa limbah yang dihasilkan setelah benda-benda dari plastik
sudah tidak digunakan dan dibuang sembarangan oleh masyarakat. Contohnya dapat
kita lihat dari banjir yang beberapa waktu lalu melanda jakarta, penyebabnya
bukan semata-mata karena drainase yang kurang baik tapi juga dikarenakan
got-got maupun sungai yang ada dipenuhi oleh sampah plastik yang membuat aliran
air menjadi tersendat bahkan mampat. Selanjutnya plastik juga dapat mencemari
udara karena salahnya cara masyarakat dalam menanggulangi jumlah sampah plastik
yaitu dengan membakarnya. Apabila sampah plastik dibakar tidak pada suhu yang
tepat, plastik dapat menghasilkan gas buang yang berbahaya bagi kesehatan yang
akan terakumulasi di udara dan akan menambah besar dampak dari efek rumah kaca yang terjadi selama ini. Dampak lain
dari kelemahan
plastik juga akan terjadi setelah plastik tadi sudah benar-benar terurai secara
alami dialam. Zat-zat plastik yang sudah terurai tadi akan mencemari tanah dan
juga air tanah yang berada didalamnya. Terlalu banyak dampak buruk yang
dihasilkan oleh plastik walaupun kegunaannya dalam kehidupan manusia juga tidak
kalah banyak.
Masalah
yang timbul akibat plastik tersebut mau tidak mau harus dicari solusinya.
Terdapat dua pilihan yang akan timbul apabila kita mencari solusinya. Opsi yang
pertama adalah dengan benar-benar berhenti menggunakan serta memproduksi
plastik untuk kehidupan dan menggunakan bahan alternatif lain yang lebih ramah
lingkungan untuk menggantikannya. Sedangkan opsi yang kedua adalah dengan tetap
menggunakan dan memproduksi plastik untuk benda-benda yang vital bagi kehidupan
dan sekaligus mengurangi penggunaan plastik untuk benda-benda yang
penggunaannya tidak terlalu penting dan dapat digantikan dengan benda-benda
yang terbuat dari bahan ramah lingkungan. Untuk kehidupan manusia pada saat ini
akan lebih rasional apabila kita memilih opsi kedua dikarenakan penerapannya
yang akan lebih mudah dan tidak akan menimbulkan masalah baru dikemudian
harinya. Penerapan dari opsi kedua ini dapat dimulai dari hal-hal kecil hingga
hal besar yang malah dengan mengatasi masalah sampah juga dapat serta mengatasi
masalah krisis energi yang terjadi. Penerapannya dapat berupa :
1. Menggunakan
peralatan makan serta minum yang bukan berbahan dasar plastik.
2. Menggunakan
tas belanja apabila ingin berbelanja kepasar ataupun ke swalayan karena akan
mengurangi penggunaan kantung
kresek.
3. Membuat
barang-barang kreasi atau kerajinan yang berbahan dasar plastik bekas untuk menekan limbah sampah plastik.
4. Tidak
membakar serta membuang sampah plastik sembarangan karena dapat merusak
kestabilan ekosistem alam.
5. Tidak
memberikan anak kecil mainan yang terbuat dari plastik untuk mencegah resiko tertelannya zat-zat
berbahaya yang ada di dalam plastik.
6. Menggunakan
botol plastik ataupun benda-benda plastik lainnya sesuai dengan spesifikasi
yang dimiliki. Dapat dilihat pada kode yang tertera pada benda tersebut.
7. Tidak
menggunakan plastik sebagai wadah makanan ataupun minuman yang panas.
8. Memisahkan
sampah plastik dengan sampah jenis lain dalam bak sampah agar mudah untuk
diambil dan didaur ulang.
9. Menggunakan
sampah plastik sebagai salah satu energi alternatif di masa depan.
Dengan
semakin maju dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki
oleh manusia maka akan selalu muncul penemuan-penemuan baru yang akan menunjang
kehidupan manusia. Sama halnya dengan plastik, sejak awal kemunculannya plastik
terus berkembang dan terus membantu kehidupan manusia setiap harinya. Tapi
dilain sisi plastik juga terus menimbulkan masalah-masalah baru bagi kehidupan
manusia. Sebagai manusia hendaklah kita menyikapi ini dengan bijaksana, dengan
menggunakan plastik secara efisien dan benar sesuai fungsinya juga terus mengembangkan serta berusaha mencari
bahan-bahan alternatif lain yang mempunyai keunggulan tidak berbeda jauh dengan
plastik tetapi bersifat ramah lingkungan sehingga tidak mencemari bumi kita
ini. Hanya dengan langkah-langkah kecil, kita dapat memulai untuk mengatasi
masalah plastik yang melanda dunia dan khususnya Indonesia selama ini.
DAFTAR
PUSTAKA
- https://www.google.com/search?q=sampah+plastik+di+indonesia&hl=id&tbo=d&biw=1366&bih=605&site=imghp&tbm=isch&ei=LMIgUbvJBYPkrAf_04GgDQ&start=100&sa=N
- • http://argamazuplastik.com/pengertian-plastik-dan-sejarah-plastik.html
- • http://forum.upi.edu/index.php?topic=15657.0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar